1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Manusia melakukan kegiatan dan bereaksi terhadap kegiatan orang lain dalam organisasi baik dari pimpinan atau sesame anggota, ini menyebabkan timbulnya bermacam-macam dinamika perilaku dalam organisasi.
Sebagai Wadah, dapat dikatakan bahwa organisasi bersifat memberikan adanya suatu kepastian dan ketentuan tentang pelaksanaan hubungan kerja antara manusia.
Sebagai Proses, dapat dikatakan organisasi bersifat dinamis sebab itulah ia hidup, selalu bergerak, berkembang dan berubah-ubah. Adanya sifat dinamis ini dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain:
a. FAKTOR INTERN (DALAM)
♣ Tujuan
♣ Manusia-manusia
♣ Tata hubungan
b. FAKTOR EKTERN (LUAR)
a. NON FISIK
♥ Bersifat Konstitusional-politis
Contoh: UUD, Tap MPR, KEPRES, SISTEM PEMERINTAHAN
♥ Bersifat Sosial-politis
Contoh: Partisipasi masyarakat, Parpol, Susunan hidup masyarakat, Peranan kelompok.
♥ Bersifat Sosial-ekonomi
Contoh: Kondisi hidup penduduk, Sumber penghasilan, umlah penduduk, Lapangan kerja.
2. DINAMIKA KONFLIK
Pada hakekatnya konflik adalah pertarungan menang kalah antara kelompok atau perorangan yang berbeda kepentingan satu sama lain dalam organisasi, timbulnya konflik atau pertentangan diakibatkan komunikasi dan informasi dalam organisasi tidak menemui sasarannya.
JENIS-JENIS KONFLIK BERDASAR PERANAN:
♦ Konflik Peranan (Person Role Conflict)
♦ Konflik antar Peranan (Inter-role Conflict)
Timbul akibat satu orang menjabat dua atau lebih fungs yang bertentangan
♦ Konflik Pemenuhan harapan (Intersender Conflict)
Memenuhi harapan dari beberapa orang
♦ Konflik akibat informasi tidak sesuai (Intrasender Conflict)
JENIS KONFLIK MENURUT PIHAK YANG BERTENTANGAN:
►Konflik dalam diri sendiri
►Konflik antar individu
►Konflik antar individu denngan kelompok
►Konflik antar kelompok dengan organisasi
►Konflik antar organisasi
3. TEORI MOTIVASI
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi dapat dibedakan menjadi motivasi internal dan motivasi ekternal.
Motivasi yang muncul atas kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internal.
Motivasi internal:
1. Motivasi Fisiologi
Merupakan Motivasi alamiah contohnya: Lapar & Haus
2. Motivasi Psikologis
■ Motivasi Kasih Sayang (Affectional motivation)
(menciptakan kehangatan, keharmonisan)
■ Mempertahankan diri (Ego-defensive motivation)
(melindungi kepribadian, mendapatkan kebanggaan)
■ Memperkuat diri (Ego-bolstering motivation)
(mengembangkan kepribadian, berprestasi)
Motivasi ekternal menjelaskan kekuatan-kekuatan yang ada didalam individu yang dipengaruhi oleh factor-faktor intern, pada teori ekternal tidak mengabaikan motivasi internal akan tetapi mengembangkannya. Teori Motivasi ekternal dijelaskan dengan Teori X dan Teori Y yang ditemukan Mc. Gregor. Inti dari Teori tersebut adalah:
“Teori Tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan oleh teori X yang menganggap rata-rata pekerja malas, tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, dihukum jika perlu, diarahkan demi mencapai tujuan tetapi pada kenyataanya teori X tidak mampu menjawab seluruh fakta yang terjadi dalam organisasi oleh sebab itu dimunculkan teori Y untuk menjawabnya, teori ini beranggapan Usaha fisik atau mental dalam bekerja adalah kodrat manusia, rata-rata mereka bersedia belajar dalam kondisi yang memungkinkan dengan tanggung jawab, ada kecerdikan, kreatifitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah, hukuman bukan salah satu jalan untuk mencapai tujuan, organisasi seharusnya memberikan kesempatan untuk mereka dalam berprestasi.
4. KEPEMIMPINAN
Perkembangan teori kepemimpinan:
1. Teori Sifat Kepemimpinan
Dimulai dengan memusatkan pada pemimpin itu sendiri, kepemimpinan berhubungan dengan kualitas individu bukan fungsi situasi teknologi atau masyarakat. Keith Davis membagi empat cirri utama kesuksesan seorang pemimpin:
► Kecerdasan
► Kedewasaan social dan hubungan social luas
► Motivasi diri dan dorongan berprestasi
► Sikap-sikap hubungan manusiawi
2. Teori Kelompok
Dikembangkan atas dasar ilmu psikologi social, teori ini berpendapat untuk mencapai tujuan harus ada pertukaran positif antara atasan dan bawahan.
3. Teori Situasional
Pendekatan kedua teori diatas kurang menyeluruh oleh sebab itu teori dialihkan pada aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer mengajukan sebuah model dasar situasional dikenal dengan “Contingency model of leadership effectiveness”. Menggambarkan situasi yang menguntungkan dengan tiga dimensi empiric:
▼ Hubungan pimpinan anggota
▼ Tingkat dan Struktur tugas
▼ Posisi kekuasaan
4. Teori Path-Goal
Teori ini menganalisa pengaruh kepemimpinan terutama perilaku terhadap motivasi bawahan, kepuasaan dan pelaksanaan kerja. Empat tipe gaya perilaku pemimpin menurut teori ini:
♥ Kepemimpinan Direktif
♥ Kepemimpinan Suportif
♥ Kepemimpinan Partisipatif
♥ Kepemimpinan Orenteasi prestasi
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya. Ada 3 macam gaya kepemimpinan yang berbeda:
a. Otokrasi,mempunyai ciri-ciri:
· Kebijjaksanaan dilakukan oleh pemimpin
· Teknik dan langkah di dikte oleh atasan
· Pemimpin biasanya mendikte tugas setiap anggotanya.
· Pemimpin cenderung menjadi pribaddi dalam pujian dan kecamannya terhadap setiap anggota
b. Demokratis, mempunyai ciri-ciri:
· Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan.
· Kegiatan-kegiatan didiskusikan langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan untuk petunjuk-petunjuk teknis pemimpin mengarahkan dua atau alternative prosedur yang dapat dipilih.
· Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok
· Pemimpin adalah obyektif atau “fact minded”.
c. Laissez Faire, mempunyai cirri-ciri:
· Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pimpinan.
· Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pimpinan yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya.
· Sama sekali tidak ada partisipasi dari pimpinan dalam penentuan tugas
· Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota.
Perkembangan teori kepemimpinan:
5. Teori Sifat Kepemimpinan
Dimulai dengan memusatkan pada pemimpin itu sendiri, kepemimpinan berhubungan dengan kualitas individu bukan fungsi situasi teknologi atau masyarakat. Keith Davis membagi empat cirri utama kesuksesan seorang pemimpin:
► Kecerdasan
► Kedewasaan social dan hubungan social luas
► Motivasi diri dan dorongan berprestasi
► Sikap-sikap hubungan manusiawi
6. Teori Kelompok
Dikembangkan atas dasar ilmu psikologi social, teori ini berpendapat untuk mencapai tujuan harus ada pertukaran positif antara atasan dan bawahan.
7. Teori Situasional
Pendekatan kedua teori diatas kurang menyeluruh oleh sebab itu teori dialihkan pada aspek situasional kepemimpinan. Fred Fiedleer mengajukan sebuah model dasar situasional dikenal dengan “Contingency model of leadership effectiveness”. Menggambarkan situasi yang menguntungkan dengan tiga dimensi empiric:
▼ Hubungan pimpinan anggota
▼ Tingkat dan Struktur tugas
▼ Posisi kekuasaan
8. Teori Path-Goal
Teori ini menganalisa pengaruh kepemimpinan terutama perilaku terhadap motivasi bawahan, kepuasaan dan pelaksanaan kerja. Empat tipe gaya perilaku pemimpin menurut teori ini:
♥ Kepemimpinan Direktif
♥ Kepemimpinan Suportif
♥ Kepemimpinan Partisipatif
♥ Kepemimpinan Orenteasi prestasi
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya. Ada 3 macam gaya kepemimpinan yang berbeda:
d. Otokrasi,mempunyai ciri-ciri:
· Kebijjaksanaan dilakukan oleh pemimpin
· Teknik dan langkah di dikte oleh atasan
· Pemimpin biasanya mendikte tugas setiap anggotanya.
· Pemimpin cenderung menjadi pribaddi dalam pujian dan kecamannya terhadap setiap anggota
e. Demokratis, mempunyai ciri-ciri:
· Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pimpinan.
· Kegiatan-kegiatan didiskusikan langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan bila dibutuhkan untuk petunjuk-petunjuk teknis pemimpin mengarahkan dua atau alternative prosedur yang dapat dipilih.
· Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok
· Pemimpin adalah obyektif atau “fact minded”.
f. Laissez Faire, mempunyai cirri-ciri:
· Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pimpinan.
· Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh pimpinan yang membuat orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya.
· Sama sekali tidak ada partisipasi dari pimpinan dalam penentuan tugas
· Kadang-kadang memberi komentar spontan terhadap kegiatan anggota.
William J. Redden adalah seorang professor dan konsultan Canada membagi dua gaya kepemimpinan. Masing-masing adalah:
a. Gaya-gaya Efektif:
· Eksekutif
· Pembangun
· Otokrat penuh kebajikan
· Birokrat
b. Gaya-gaya tidak efektif
· Kompromis
· Misioner
· Otokrat
· Pelarian
Rensis Likert dengan melibatkan kaum Michigan membagi empat system atau gaya dasar kepemimpinan organisasional:
a. Otokrat Eksploratif
Manajer mengambil semua keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan dan memerintahkan serta mengekplorasi bawahan dalam pelaksanaan
b. Otokrat penuh kebajikan
Manajer tetap menentukan perintah-perintah kerja tapi bawahan diberi keleluasaan dalam pelaksanaan
c. Partisipatif
Manajer menggunakan gaya konsultatif yaitu meminta masukan dari bawahan tapi tetap menahan hak untuk membuat keputusan.
d. Demokratik
Manajer memberikan berbagi pengarahan pada bawahan tapi juga memberikan partisipasi total dan keputusan dibuat bersama-sama dengan keputusan suara mayoritas.
Jumat, 26 November 2010
TUGAS MINGGU 5
SOAL
1. Sebutkan cara penyusunan warkat yang saudara ketahui?
2. Untuk jenis warkat wesel, cek, surat pembelian disusun atau ditaruh dengan cara apa ?
3. Apa yang anda ketahui tentang RECORD RETENTION SCHEDULE?
4. Apa yang anda ketahui dengan TABULATING?
JAWAB
1. Penyusunan warkat :
Sistem abjad adalah suatu sistem dan penemuan kembali warkat-warkat berdasarkan abjad.
Sistem masalah adalah suatu sistem penemuan dan penyimpanan kembali menurut isi pokok atau perihal surat.
Sistem nomor adalah pemberian nomor yang terdapat pada folder.
Sistem tanggal adalah penyimpanan surat berdasarkan tanggal, hari, bulan atau tahun tanggal dijadikan kode surat.
Sistem Wilayah adalah menyimpanan berdasarkan daerah/wilayah surat yang diterima.
Penyusunan papers berdasarkan abjad ini masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian misalnya berdasarkan :
a. Nama orang, nama pendaftar, nama mahasiswa dan sebagainya.
b. Masalah yang akan dibahas, topik yang dibicarakan.
Untuk mempermudah penempatan dan penemuan kembali papers– papers yang bersangkutan maka sebaiknya dalam tempat penyimpanan papers pada awal nama diselipkan huruf abjad yang sesuai dengan nama depan atau huruf depannya misalnya untu setiap pengatian nama atau topik ditulis kedalam lembaran yang menonjol sehingga mudah dlama mencari topik atau nama yang lainya. system penyusunan papers menurut subyek Penyusunan papers menurut subyek ini merupakan modifikasi dari penyusunan papers menurut abjad.
Penyusunan warkat terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
Tahap Awal
1. Memilih, mengumpulkan dan menentukan topik.
2. Memperdalam wawasan atau intelektual berhubungan apa yang akan dikembangkan atau diperluas.
Tahap Penulisan
1. Dengan Sistem Wilayah merupakan menyimpanan berdasarkan daerah atau wilayah surat yang diterima.
2. Sistem penomoran merupakan pemberian nomor yang terdapat pada folder.
3. Dengan mengembangkan makalah untuk dijadikan makalah.
4. Dengan Sistem tanggal merupakan penyimpanan surat berdasarkan tanggal, hari, bulan/tahun tanggal dijadikan, yaitu kapan pembelian itu dikeluarkan.
5. Untuk warkat jenis wesel, cek, surat pembelian atau order bisa disusun dengan cara sistem nomor yaitu dengan melihat nomor cek, wesel atau surat pembelian yang ada, disusun dari nomor yang terkecil sampai yang terbesar atau bisa sebaliknya.
6. Dengan Filling sistem suatu rangkaian kerja akan teratur agar dapat dijadikan untuk penyimpanan arsip sehingga saat diperlukan arsip tersebut dapat dan tepat ditemukan.
Tahap Revisi
1. Pemeriksaan terhadap isi dan penggunaan kata, kalimat, ejaan, serta tanda baca.
2. Untuk warkat jenis wesel, cek, surat pembelian atau order bisa disusun dengan cara system nomor yaitu dengan melihat nomor surat pembelian, cek atau wesel yang ada, disusun dari nomor yang terkecil sampai yang terbesar atau bisa sebaliknya. Dengan system tanggal yaitu kapan wesel, cek dan surat pembelian itu di keluarkan. Bisa juga dengan sistem wilayah, dari dan dimana surat pembelian dikeluarkan.
3. Record retention schedule adalah suatu kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam rangka proses manajemen, yaitu yang berhubungan dengan penggolongan, pemilihan, distribusi, maupun disposisi dari record untuk menentukan records yang mana yang perlu tetap disimpan untuk selama-lamanya serta jenis-jenis records yang mana dan yang dalam jangka waktu berapa lama pula perlu dimusnahkan karena sudah tidak diperlukan lagi. Penggolongan records dilakukan untuk mengatasi masalah dalam melakukan pemilihan dan menentukan kapan suatu records harus dimusnahkan atau disimpan untuk sementara (temporary storage) atau kapan suatu records ttersebut harus dimusnahkan atau disimpan untuk selamanya (permanent storage ).
Records terbagi menjadi 4 golongan, yaitu sebagai berikut :
1. Records yang sangat penting.
2. Records yang tidak penting (non essential).
3. Records yang penting.
4. Records yang tidak dimanfaatkan.
4. Tabulating adalah memasukkan data-data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel yang mudah dipahami atau dimengerti. Tabulating juga mengumpulkan data dan fakta yang sesuai dengan cakupan bidang masing-masing menjadi suatu daftar atau tabel sehingga tidak terjadi pengulangan kata atau kalimat, sehingga bisa memberikan analisa yang rasional, objektif dan menunjukkan logika hubungan antara data, fakta peristiwa dan dampaknya.
1. Sebutkan cara penyusunan warkat yang saudara ketahui?
2. Untuk jenis warkat wesel, cek, surat pembelian disusun atau ditaruh dengan cara apa ?
3. Apa yang anda ketahui tentang RECORD RETENTION SCHEDULE?
4. Apa yang anda ketahui dengan TABULATING?
JAWAB
1. Penyusunan warkat :
Sistem abjad adalah suatu sistem dan penemuan kembali warkat-warkat berdasarkan abjad.
Sistem masalah adalah suatu sistem penemuan dan penyimpanan kembali menurut isi pokok atau perihal surat.
Sistem nomor adalah pemberian nomor yang terdapat pada folder.
Sistem tanggal adalah penyimpanan surat berdasarkan tanggal, hari, bulan atau tahun tanggal dijadikan kode surat.
Sistem Wilayah adalah menyimpanan berdasarkan daerah/wilayah surat yang diterima.
Penyusunan papers berdasarkan abjad ini masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian misalnya berdasarkan :
a. Nama orang, nama pendaftar, nama mahasiswa dan sebagainya.
b. Masalah yang akan dibahas, topik yang dibicarakan.
Untuk mempermudah penempatan dan penemuan kembali papers– papers yang bersangkutan maka sebaiknya dalam tempat penyimpanan papers pada awal nama diselipkan huruf abjad yang sesuai dengan nama depan atau huruf depannya misalnya untu setiap pengatian nama atau topik ditulis kedalam lembaran yang menonjol sehingga mudah dlama mencari topik atau nama yang lainya. system penyusunan papers menurut subyek Penyusunan papers menurut subyek ini merupakan modifikasi dari penyusunan papers menurut abjad.
Penyusunan warkat terbagi menjadi 3 tahap, yaitu :
Tahap Awal
1. Memilih, mengumpulkan dan menentukan topik.
2. Memperdalam wawasan atau intelektual berhubungan apa yang akan dikembangkan atau diperluas.
Tahap Penulisan
1. Dengan Sistem Wilayah merupakan menyimpanan berdasarkan daerah atau wilayah surat yang diterima.
2. Sistem penomoran merupakan pemberian nomor yang terdapat pada folder.
3. Dengan mengembangkan makalah untuk dijadikan makalah.
4. Dengan Sistem tanggal merupakan penyimpanan surat berdasarkan tanggal, hari, bulan/tahun tanggal dijadikan, yaitu kapan pembelian itu dikeluarkan.
5. Untuk warkat jenis wesel, cek, surat pembelian atau order bisa disusun dengan cara sistem nomor yaitu dengan melihat nomor cek, wesel atau surat pembelian yang ada, disusun dari nomor yang terkecil sampai yang terbesar atau bisa sebaliknya.
6. Dengan Filling sistem suatu rangkaian kerja akan teratur agar dapat dijadikan untuk penyimpanan arsip sehingga saat diperlukan arsip tersebut dapat dan tepat ditemukan.
Tahap Revisi
1. Pemeriksaan terhadap isi dan penggunaan kata, kalimat, ejaan, serta tanda baca.
2. Untuk warkat jenis wesel, cek, surat pembelian atau order bisa disusun dengan cara system nomor yaitu dengan melihat nomor surat pembelian, cek atau wesel yang ada, disusun dari nomor yang terkecil sampai yang terbesar atau bisa sebaliknya. Dengan system tanggal yaitu kapan wesel, cek dan surat pembelian itu di keluarkan. Bisa juga dengan sistem wilayah, dari dan dimana surat pembelian dikeluarkan.
3. Record retention schedule adalah suatu kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam rangka proses manajemen, yaitu yang berhubungan dengan penggolongan, pemilihan, distribusi, maupun disposisi dari record untuk menentukan records yang mana yang perlu tetap disimpan untuk selama-lamanya serta jenis-jenis records yang mana dan yang dalam jangka waktu berapa lama pula perlu dimusnahkan karena sudah tidak diperlukan lagi. Penggolongan records dilakukan untuk mengatasi masalah dalam melakukan pemilihan dan menentukan kapan suatu records harus dimusnahkan atau disimpan untuk sementara (temporary storage) atau kapan suatu records ttersebut harus dimusnahkan atau disimpan untuk selamanya (permanent storage ).
Records terbagi menjadi 4 golongan, yaitu sebagai berikut :
1. Records yang sangat penting.
2. Records yang tidak penting (non essential).
3. Records yang penting.
4. Records yang tidak dimanfaatkan.
4. Tabulating adalah memasukkan data-data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel yang mudah dipahami atau dimengerti. Tabulating juga mengumpulkan data dan fakta yang sesuai dengan cakupan bidang masing-masing menjadi suatu daftar atau tabel sehingga tidak terjadi pengulangan kata atau kalimat, sehingga bisa memberikan analisa yang rasional, objektif dan menunjukkan logika hubungan antara data, fakta peristiwa dan dampaknya.
tugas minggu 4
1. Jelaskan syarat komunikasi yang baik dan berhasil?
2. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi penyimpangan data yang efisien dan fleksibel?
3. Sebutkan cara peyusunan paper/warkat yang saudara ketahui?
4. Sebutkan Prinsif dalam dari Tata Kerja, Sistem Kerja dan Prosedur Kerja?
JAWAB
1. Syarat-syarat komunikasi yang baik dan berhasil yaitu :
Ajukan pertanyaan bila ada ucapan lawan bicara yang kurang jelas. Hal ini dapat membantu Anda memperoleh informasi lebih lengkap, sekaligus menunjukkan ketertarikan Anda.
Nyatakan kembali kesimpulan dari pernyataan yang Anda dengar darinya untuk menghindari kesalahpahaman.
Usahakan agar kita sendiri mencapai keterangan yang lengkap.
Usahakan agar terdapat adanya kepercayaan pada kedua belah pihak.
Usahakan untuk mencapai dasar pengalaman yang sama.
Gunakanlah kata-kata yang dikenal oleh masing-masing pihak.
Usahakanlah agar perhatian pihak yang menerima intruksi tetap ada.
Perhatikanlah hubungan-hubungan.
Gunakanlah contoh-contoh dan alat-alat visual.
2. Caranya dengan Mengaudit Mutu Internal. Tujuan dari audit mutu internal adalah untuk menilai kepatuhan pada sumber dokumentasi diklat, cara pemberian pelatihan dan dokumentasi kebijakan diklat yang relevan. Metode ini efektif untuk pemberian pelatihan yang dipersingkat. Data yang dikumpulkan selama audit-audit ini akan digunakan untuk menyoroti setiap penyimpangan dan merekomendasikan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi penyimpangan tersebut. Untuk kursus yang lebih besar, audit mutu internal akan dilaksanakan dengan menggunakan modul. Teknik-teknik untuk pengumpulan data antara lain observasi, wawancara, dan analisa dokumen.
3. a.) Dictionary Order
warkat jika di file menurut sistemini maka penyusunannya menurut kata-kata dalam kamus yang menjadi dasar penempatan warkat/surat dalam file. Jelas tampak disini bahwa warkat satu dengan yang lain tidak ada hubungan.
Amerta, Bank.
Andalas, Universitas.
Andalas, Toko.
Andalas , Hotel.
b.) Group Order
Penyusunan Warkat atas dasar kelompok dari beberapa macam serta bentuk bidang usaha. Warkat yang berybyek Bank disatukan dengan Bank, hotel disatukan dengan hotel dll.
Amerta, Bank.
Centrla asia, Bank.
Delta, Bank dll.
4. Prinsif dalam dari Tata Kerja, Sistem Kerja dan Prosedur Kerja yaitu :
Tata kerja : merupakan cara pekerjaan dengan benar dan berhasil guna atau biasa mencapai tingkat efisien yang maksimal.
Prosedur : merupakan tahapan dalam tata kerja yang harus pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan mau menuju mana, kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan maupun alat apa yang harus digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.
Sistem : merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedur yang menjadi satu sehingga membentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan suatu
2. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk mengatasi penyimpangan data yang efisien dan fleksibel?
3. Sebutkan cara peyusunan paper/warkat yang saudara ketahui?
4. Sebutkan Prinsif dalam dari Tata Kerja, Sistem Kerja dan Prosedur Kerja?
JAWAB
1. Syarat-syarat komunikasi yang baik dan berhasil yaitu :
Ajukan pertanyaan bila ada ucapan lawan bicara yang kurang jelas. Hal ini dapat membantu Anda memperoleh informasi lebih lengkap, sekaligus menunjukkan ketertarikan Anda.
Nyatakan kembali kesimpulan dari pernyataan yang Anda dengar darinya untuk menghindari kesalahpahaman.
Usahakan agar kita sendiri mencapai keterangan yang lengkap.
Usahakan agar terdapat adanya kepercayaan pada kedua belah pihak.
Usahakan untuk mencapai dasar pengalaman yang sama.
Gunakanlah kata-kata yang dikenal oleh masing-masing pihak.
Usahakanlah agar perhatian pihak yang menerima intruksi tetap ada.
Perhatikanlah hubungan-hubungan.
Gunakanlah contoh-contoh dan alat-alat visual.
2. Caranya dengan Mengaudit Mutu Internal. Tujuan dari audit mutu internal adalah untuk menilai kepatuhan pada sumber dokumentasi diklat, cara pemberian pelatihan dan dokumentasi kebijakan diklat yang relevan. Metode ini efektif untuk pemberian pelatihan yang dipersingkat. Data yang dikumpulkan selama audit-audit ini akan digunakan untuk menyoroti setiap penyimpangan dan merekomendasikan tindakan yang diperlukan untuk mengatasi penyimpangan tersebut. Untuk kursus yang lebih besar, audit mutu internal akan dilaksanakan dengan menggunakan modul. Teknik-teknik untuk pengumpulan data antara lain observasi, wawancara, dan analisa dokumen.
3. a.) Dictionary Order
warkat jika di file menurut sistemini maka penyusunannya menurut kata-kata dalam kamus yang menjadi dasar penempatan warkat/surat dalam file. Jelas tampak disini bahwa warkat satu dengan yang lain tidak ada hubungan.
Amerta, Bank.
Andalas, Universitas.
Andalas, Toko.
Andalas , Hotel.
b.) Group Order
Penyusunan Warkat atas dasar kelompok dari beberapa macam serta bentuk bidang usaha. Warkat yang berybyek Bank disatukan dengan Bank, hotel disatukan dengan hotel dll.
Amerta, Bank.
Centrla asia, Bank.
Delta, Bank dll.
4. Prinsif dalam dari Tata Kerja, Sistem Kerja dan Prosedur Kerja yaitu :
Tata kerja : merupakan cara pekerjaan dengan benar dan berhasil guna atau biasa mencapai tingkat efisien yang maksimal.
Prosedur : merupakan tahapan dalam tata kerja yang harus pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan mau menuju mana, kapan pekerjaan tersebut harus diselesaikan maupun alat apa yang harus digunakan agar pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.
Sistem : merupakan susunan antara tata kerja dengan prosedur yang menjadi satu sehingga membentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan suatu
KOMUNIKASI ORGANISASI
I) MACAM-MACAM KOMUNIKASI
a. One Way Traffic: Komunikasi satu arah yang artinya komunikasi ini terjadi jika seseorang yang mengirim berita tidak bermaksud menerima umpan balik (respon) dari orang yang menerima secara langsung. Contoh: Perintah atasan ke bawahan.
b. Two Way Traffic: Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain dimana kedua belah pihak sama-sama aktif dalam memberikan tanggapan, komunikator dan komunikan sama-sama aktif merespon, berinteraksi dan bereaksi. Contoh: Hubungan antara sesama teman atau karyawan dalam tingkatan struktur yang sama.
II) CARA-CARA KOMUNIKASI
a. Komunikasi Langsung:
Komunikasi yang dilakukan dalam penyampaian berita, laporan maupun perintah antara si pengirim berita (komunikator) kepada sipenerima berita (komunikan) dilakukan secara langsung, respon atau umpan balik diterima pada saat itu juga.
b. Komukasi Tidak Langsung:
Penyampaian berita tidak dilakukan secara langsung hanya melalui orang lain ataupun secara tertulis, sehungga umpan balik menjadi tertunda.
c. Komunikasi Formal: Komunikasi yang dilakukan antara sesama anggota organisasi disesuaikan dengan urutan atau tingkatan dalam struktur organisasi. Kalau disampaikan dari atasan ke bawahan biasanya dalam bentuk perintah dan apabila dari bawahan ke atasan bisanya berbentuk laporan.
d. Komunikasi Informal:
Aliran komunikasi yang terjadi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi disebut dengan “the grapevine” biasanya disebarkan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut.
SALURAN KOMUNIKASI FORMAL:
a. Aliran Vertkal
Aliran ini mencakup seluruh transasksi yang meliputi aliran informasi ke bawah maupun ke atas yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi.
Aliran Komunikasi Vertikal ke bawah dapat berbentuk:
§ Rantai perintah
§ Desas-desus
§ Serikat pekerja
§ Plakat dan papan nama
§ Majalah perusahaan
§ Surat pada karyawan
§ Buku petunjuk karyawan
§ Kontak informasi
§ Sistem pengeras suara
§ Kertas terima gaji
§ Laporan tahunan
§ Peretemuan kelompok
Gerakan informasi ke atas melalui tingkatan-tingkatan hirarki organisasional paling sering berbentuk umpan balik pelaksanaan kerja dan secara mendasar dihubungkan dengan fungsi pengawasan. Secara lebih rinci Aliran komunikasi vertikal ke atas dapat berbentuk:
§ Kontak tatap muka
§ Pertemuan kelompok
§ Daftar pertanyaan kerja
§ Surat usulan
§ Pemberian saran
§ Wawancara
§ Mata-mata karyawan
§ Serikat pekerja
§ Desas-desus
§ Kebijakan pintu terbuka
b. Aliran Horisontal (Lateral)
Komunikasi ini mencakup seluruh penyampaian informasi yang mengalir secara lateral dalam suatu organisasi yaitu komunikasi antara bagian kelompok kerja yang sama tingkatan atau kelompok yang mempunyai kedudukan status yang sederajat.
c. Aliran Diagonal
Aliran ini mencakup seluruh transmisi antara aliran vertikal dan horisontal contohnya adalah bagaimana terjadi interaksi antara manajer dengan para anggota staff dan unit-unit pelayanannya.
III) FASE, TUJUAN DAN HAMBATAN KOMUNIKASI
Perkembangan komunikasi terbagi dalam 2 tahap:
a. Fase Ekstensif:
Fase dimana terjadi perkembangan cepat informasi secara kuantitatif.
b. Fase Intensif
Perkembangan cepat secara kualitatif. Dalam perkembangan ini sering kali saluran komunikasi tidak dapat menampung kebutuhan informasi sehinggaakan mengakibatkan :
§ Pemimpin menghadapi beban kelebihan informasi
§ Kesulitan penyimpanan serta pengambilan informasi dari tempat penyimpanan semula
§ Gangguan dalam proses umpan balik
§ Gangguan dalam waktu pelepasan informasi
§ Pemanfaatan tak efektif jaringan komunikasi yang ada
Tujuan Komunikasi
Menurut James. G. March dan Herbert A. Simon tujuan komunikasi digolongkan dalam:
a. Kegiatan untuk kegiatan komunikasi tidak terprogram
Contoh: Desas-desus, Kata burung, Grapevine.
b. Komunikasi memulai dan penciptaan program
c. Komunikasi pemberian data penerapan strategi
d. Komunikasi untuk menimbulkan program
e. Komunikasi tentang hasil kegiatan
Hambatan Komunikasi
Bentuk-bentuk hambatan komunikasi diklasifikasikan menjadi 4 macam, hambatan tersebut adalah:
a. Hambatan dalam diri pribadi
Faktor-faktor hambatan dalam diri pribadi:
a. Persepsi Selektif)
b. Perbedaan dalam individu & ketrampilan komunikasi).
b. Hambatan antar pribadi
Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:
a. Iklim)
b. Kepercayaan)
c. Kredibilitas)
d. Kesamaan pengirim penerima
c. Hambatan Organisasional
Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:
a. Status)
b. Transmisi Hirarki)
Berikut adalah cara merubah transmisi hirarkis:
♣ Penyingkatan (codensation) :
Penelitian menunjukkan bahwa para penerus berita sering atau cinderung mengubah isi berita dengan menyampaikan hanya pokok-pokok berita (tidak secara terperinci seperti yang mereka trima).
♣ Closure:
Para penerima berita yang mendua (membingungkan) cenderung melengkapi atau menutup kekurangan informasi.
♣ Pengharapan (expectation):
Kenyataan yang membuktikan penerus informasi sering membelokkan komunikasi kearah yang mereka inginkan.
♣ Asosiasi:
Menghubungkan peristiwa yang satu dengan yang lain pada kejadian yang sudah-sudah.
c. Ukuran kelompok)
d. Kendala-kendala ruangan)
d. Hambatan Organisasional
Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:
a. Bahasa dan pengertian)
b. Isyarat Non Verbal)
c. Efektifitas Saluran)
d. Kebanjiran Informasi)
Berikut adalah cara metode untuk menangani kelebihan informasi (kebanjiran informasi):
♠ Penyaringan (Filtering) :
Setiap informasi yang masuk disaring sesuai dengan tipe informasi tertentu yang relevan dengan keadaan.
♠ Pengantrian (Queuing):
Pemrosesan berita –berita atas prioritas-prioritas dimana berita yang berprioritas rendah akan dijadwalkan ulang.
♠ Penetapan saluran ganda:
Yaitu penambahan saluran-saluran masukan dan keluaran seperti penambahan saluran staf khusus atau paralel bila wewenang didesentralisasikan.
Teknik Peningkatan Efektifitas Saluran Komunikasi
Teknik-teknik yang dikembangkan untuk mengimplementasikan perbaikan-perbaikan saluran komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Penetapan saluran-saluran pribadi
b. Penetapan dewan khusus
c. Penyelenggaraan pertemuan-pertemuan tahunan karyawan
d. Pembentukan tim-tim tugas
e. Pembentukan tim-tim manajemen
a. One Way Traffic: Komunikasi satu arah yang artinya komunikasi ini terjadi jika seseorang yang mengirim berita tidak bermaksud menerima umpan balik (respon) dari orang yang menerima secara langsung. Contoh: Perintah atasan ke bawahan.
b. Two Way Traffic: Komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan orang lain dimana kedua belah pihak sama-sama aktif dalam memberikan tanggapan, komunikator dan komunikan sama-sama aktif merespon, berinteraksi dan bereaksi. Contoh: Hubungan antara sesama teman atau karyawan dalam tingkatan struktur yang sama.
II) CARA-CARA KOMUNIKASI
a. Komunikasi Langsung:
Komunikasi yang dilakukan dalam penyampaian berita, laporan maupun perintah antara si pengirim berita (komunikator) kepada sipenerima berita (komunikan) dilakukan secara langsung, respon atau umpan balik diterima pada saat itu juga.
b. Komukasi Tidak Langsung:
Penyampaian berita tidak dilakukan secara langsung hanya melalui orang lain ataupun secara tertulis, sehungga umpan balik menjadi tertunda.
c. Komunikasi Formal: Komunikasi yang dilakukan antara sesama anggota organisasi disesuaikan dengan urutan atau tingkatan dalam struktur organisasi. Kalau disampaikan dari atasan ke bawahan biasanya dalam bentuk perintah dan apabila dari bawahan ke atasan bisanya berbentuk laporan.
d. Komunikasi Informal:
Aliran komunikasi yang terjadi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi disebut dengan “the grapevine” biasanya disebarkan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut.
SALURAN KOMUNIKASI FORMAL:
a. Aliran Vertkal
Aliran ini mencakup seluruh transasksi yang meliputi aliran informasi ke bawah maupun ke atas yang terjadi antara atasan dan bawahan dalam suatu organisasi.
Aliran Komunikasi Vertikal ke bawah dapat berbentuk:
§ Rantai perintah
§ Desas-desus
§ Serikat pekerja
§ Plakat dan papan nama
§ Majalah perusahaan
§ Surat pada karyawan
§ Buku petunjuk karyawan
§ Kontak informasi
§ Sistem pengeras suara
§ Kertas terima gaji
§ Laporan tahunan
§ Peretemuan kelompok
Gerakan informasi ke atas melalui tingkatan-tingkatan hirarki organisasional paling sering berbentuk umpan balik pelaksanaan kerja dan secara mendasar dihubungkan dengan fungsi pengawasan. Secara lebih rinci Aliran komunikasi vertikal ke atas dapat berbentuk:
§ Kontak tatap muka
§ Pertemuan kelompok
§ Daftar pertanyaan kerja
§ Surat usulan
§ Pemberian saran
§ Wawancara
§ Mata-mata karyawan
§ Serikat pekerja
§ Desas-desus
§ Kebijakan pintu terbuka
b. Aliran Horisontal (Lateral)
Komunikasi ini mencakup seluruh penyampaian informasi yang mengalir secara lateral dalam suatu organisasi yaitu komunikasi antara bagian kelompok kerja yang sama tingkatan atau kelompok yang mempunyai kedudukan status yang sederajat.
c. Aliran Diagonal
Aliran ini mencakup seluruh transmisi antara aliran vertikal dan horisontal contohnya adalah bagaimana terjadi interaksi antara manajer dengan para anggota staff dan unit-unit pelayanannya.
III) FASE, TUJUAN DAN HAMBATAN KOMUNIKASI
Perkembangan komunikasi terbagi dalam 2 tahap:
a. Fase Ekstensif:
Fase dimana terjadi perkembangan cepat informasi secara kuantitatif.
b. Fase Intensif
Perkembangan cepat secara kualitatif. Dalam perkembangan ini sering kali saluran komunikasi tidak dapat menampung kebutuhan informasi sehinggaakan mengakibatkan :
§ Pemimpin menghadapi beban kelebihan informasi
§ Kesulitan penyimpanan serta pengambilan informasi dari tempat penyimpanan semula
§ Gangguan dalam proses umpan balik
§ Gangguan dalam waktu pelepasan informasi
§ Pemanfaatan tak efektif jaringan komunikasi yang ada
Tujuan Komunikasi
Menurut James. G. March dan Herbert A. Simon tujuan komunikasi digolongkan dalam:
a. Kegiatan untuk kegiatan komunikasi tidak terprogram
Contoh: Desas-desus, Kata burung, Grapevine.
b. Komunikasi memulai dan penciptaan program
c. Komunikasi pemberian data penerapan strategi
d. Komunikasi untuk menimbulkan program
e. Komunikasi tentang hasil kegiatan
Hambatan Komunikasi
Bentuk-bentuk hambatan komunikasi diklasifikasikan menjadi 4 macam, hambatan tersebut adalah:
a. Hambatan dalam diri pribadi
Faktor-faktor hambatan dalam diri pribadi:
a. Persepsi Selektif)
b. Perbedaan dalam individu & ketrampilan komunikasi).
b. Hambatan antar pribadi
Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:
a. Iklim)
b. Kepercayaan)
c. Kredibilitas)
d. Kesamaan pengirim penerima
c. Hambatan Organisasional
Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:
a. Status)
b. Transmisi Hirarki)
Berikut adalah cara merubah transmisi hirarkis:
♣ Penyingkatan (codensation) :
Penelitian menunjukkan bahwa para penerus berita sering atau cinderung mengubah isi berita dengan menyampaikan hanya pokok-pokok berita (tidak secara terperinci seperti yang mereka trima).
♣ Closure:
Para penerima berita yang mendua (membingungkan) cenderung melengkapi atau menutup kekurangan informasi.
♣ Pengharapan (expectation):
Kenyataan yang membuktikan penerus informasi sering membelokkan komunikasi kearah yang mereka inginkan.
♣ Asosiasi:
Menghubungkan peristiwa yang satu dengan yang lain pada kejadian yang sudah-sudah.
c. Ukuran kelompok)
d. Kendala-kendala ruangan)
d. Hambatan Organisasional
Faktor-faktor yang menyebabkan adalah:
a. Bahasa dan pengertian)
b. Isyarat Non Verbal)
c. Efektifitas Saluran)
d. Kebanjiran Informasi)
Berikut adalah cara metode untuk menangani kelebihan informasi (kebanjiran informasi):
♠ Penyaringan (Filtering) :
Setiap informasi yang masuk disaring sesuai dengan tipe informasi tertentu yang relevan dengan keadaan.
♠ Pengantrian (Queuing):
Pemrosesan berita –berita atas prioritas-prioritas dimana berita yang berprioritas rendah akan dijadwalkan ulang.
♠ Penetapan saluran ganda:
Yaitu penambahan saluran-saluran masukan dan keluaran seperti penambahan saluran staf khusus atau paralel bila wewenang didesentralisasikan.
Teknik Peningkatan Efektifitas Saluran Komunikasi
Teknik-teknik yang dikembangkan untuk mengimplementasikan perbaikan-perbaikan saluran komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Penetapan saluran-saluran pribadi
b. Penetapan dewan khusus
c. Penyelenggaraan pertemuan-pertemuan tahunan karyawan
d. Pembentukan tim-tim tugas
e. Pembentukan tim-tim manajemen
STRUKTUR ORGANISASI
Organisasi menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi adalah suatu wadah atau pun tempat dimana orang-orang dapat bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa adanya organisasi kita akan menjadi kesulitan untuk melaksanakan suatu kerja sama, karena setiap orang tidak akan mengetahui bagaimana cara bekerja sama dalam sebuah organisasi tersebut
1.Pengertian Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2.Pengertian Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
3.Pengertian Organisasi dalam Arti Statis
Organisasi statis adalah gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam suatu usaha untuk mencapai sesuatu tujuan.
4.Pengertian Organisasi dalam Arti Dinamis
Organisasi dinamis adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organis, mengadakan departemenisasi, menetapkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dari orang-orang di dalam suatu badan/organisasi. Atau di singkat sebagai kegiatan-kegiatan mengorganisir yaitu kegiatan menetapkan susunan organisasi suatu usaha.
Ciri-ciri Organisasi
Ciri-ciri Organisasi adalah:
a.Adanya komponen (atasan dan bawahan)
b.Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
c.Adanya tujuan
d.Adanya sasaran
e.Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
f.Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas
g.Organisasi bertambah besar
h.Pengolahan data semakin cepat
i.Penggunaan staf lebih intensif
j.Kecendrungan spesialisasi
k.Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi
l.Unsur-unsur organisasi lebih lengkap
Unsur-unsur Organisasi
a.Manusia (Man)
b.Kerjasama
c.Tujuan Bersama
d.Peralatan (Equipment)
e.Lingkungan
f.Kekayaan alam
g.Kerangka/Konstruksi Mental Organisasi
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Organisasi adalah suatu wadah atau pun tempat dimana orang-orang dapat bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa adanya organisasi kita akan menjadi kesulitan untuk melaksanakan suatu kerja sama, karena setiap orang tidak akan mengetahui bagaimana cara bekerja sama dalam sebuah organisasi tersebut
1.Pengertian Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2.Pengertian Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
3.Pengertian Organisasi dalam Arti Statis
Organisasi statis adalah gambaran secara skematis tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam suatu usaha untuk mencapai sesuatu tujuan.
4.Pengertian Organisasi dalam Arti Dinamis
Organisasi dinamis adalah setiap kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organis, mengadakan departemenisasi, menetapkan wewenang, tugas, dan tanggung jawab dari orang-orang di dalam suatu badan/organisasi. Atau di singkat sebagai kegiatan-kegiatan mengorganisir yaitu kegiatan menetapkan susunan organisasi suatu usaha.
Ciri-ciri Organisasi
Ciri-ciri Organisasi adalah:
a.Adanya komponen (atasan dan bawahan)
b.Adanya kerja sama (cooperative yang berstruktur dari sekelompok orang)
c.Adanya tujuan
d.Adanya sasaran
e.Adanya keterikatan format dan tata tertib yang harus ditaati
f.Adanya pendelegasian wewenang dan koordinasi tugas-tugas
g.Organisasi bertambah besar
h.Pengolahan data semakin cepat
i.Penggunaan staf lebih intensif
j.Kecendrungan spesialisasi
k.Adanya prinsip-prinsip atau azas-azas organisasi
l.Unsur-unsur organisasi lebih lengkap
Unsur-unsur Organisasi
a.Manusia (Man)
b.Kerjasama
c.Tujuan Bersama
d.Peralatan (Equipment)
e.Lingkungan
f.Kekayaan alam
g.Kerangka/Konstruksi Mental Organisasi
Sabtu, 13 November 2010
TUGAS 3
Sebutkan gaya kepemimpinan yang saudara ketahui
Sebutkan manfaat dari organisasi informal
Sebutkan beberapa jenis bagan struktur organisasi
Jelaskan perbedaan dari Tata Kerja, Sistem kerja dan Prosedur kerja
Jawab :
1. Ada banyak tipe-tipe kepemimpinan didalam sebuah organisasi. Namun, secara umum dapat digolongkan menjadi 2 yaitu unsur pengarahan dan unsur bantuan. Dari dua unsur tersebut, gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan lagi menjadi 4, yaitu:
- otokrasi,
- pembinaan,
- demokrasi, dan
- kendali bebas
2. Berikut beberapa manfaat organisasi informal
- Membantu organisasi formal yang ada secara tidak langsung.
- Kekerabatan menjadi erat diantara anggotanya.
- Menipiskan kesenjagan diantara mereka
- tugas yang ada dapat diselesaikan dengan mudah,
- Dapat berbagi pengalaman diantara mereka
3. Bagan organisasi:
- Segitiga Vertikal
- Segitiga Horosontal
- Kerucut Vertikal Horisontal
- Lingkaran
- Setengah lingkaran
- Oval
4. Tata kerja --> sesuatu hal yang membuat kerja kita terlihat rapih, tertib bagus. Misal bagaimana kerja kita agar terlihat sebagus mungkin.
Sistem kerja --> merupakan kumpulan dari beberapa elemen yang saling berinteraksi untuk membentuk pola suatu tujuan.
Prosedur kerja --> merupakan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam aktivitas tertentu demi terlaksananya tujuan dengan aman dan nyaman.
Sebutkan manfaat dari organisasi informal
Sebutkan beberapa jenis bagan struktur organisasi
Jelaskan perbedaan dari Tata Kerja, Sistem kerja dan Prosedur kerja
Jawab :
1. Ada banyak tipe-tipe kepemimpinan didalam sebuah organisasi. Namun, secara umum dapat digolongkan menjadi 2 yaitu unsur pengarahan dan unsur bantuan. Dari dua unsur tersebut, gaya kepemimpinan dapat dikelompokkan lagi menjadi 4, yaitu:
- otokrasi,
- pembinaan,
- demokrasi, dan
- kendali bebas
2. Berikut beberapa manfaat organisasi informal
- Membantu organisasi formal yang ada secara tidak langsung.
- Kekerabatan menjadi erat diantara anggotanya.
- Menipiskan kesenjagan diantara mereka
- tugas yang ada dapat diselesaikan dengan mudah,
- Dapat berbagi pengalaman diantara mereka
3. Bagan organisasi:
- Segitiga Vertikal
- Segitiga Horosontal
- Kerucut Vertikal Horisontal
- Lingkaran
- Setengah lingkaran
- Oval
4. Tata kerja --> sesuatu hal yang membuat kerja kita terlihat rapih, tertib bagus. Misal bagaimana kerja kita agar terlihat sebagus mungkin.
Sistem kerja --> merupakan kumpulan dari beberapa elemen yang saling berinteraksi untuk membentuk pola suatu tujuan.
Prosedur kerja --> merupakan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam aktivitas tertentu demi terlaksananya tujuan dengan aman dan nyaman.
RANGKUMAN ORGANISASI UNIT O DAN M
O & M merupakan rangkaian kegiatan rasional yang pada dasarnya dengan melakukan analisis O & M bisa mendapatkan manfaat-manfaat sbb :
1. Memperoleh peningkatan managerial skill pasa setiap pimpinan karena melakukan kegiatan manajemen dengan sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya.
2. Penerapan alat-alat pengendalian yangn setepat-tepatnya karena pemakaian yang sumber-sumber yang ada pada efektif , demikian juga pendayagunaan personil perusahaan maupun financial.
3. Pelaksanaan proses pengorganisasian dengan tepat termasuk staffing, seleksi, pengembangan pegawai departementasi maupun delegation of authoritynya.
4. Terbinanya organisasi dengan memanfaatkan dinamika organisasi demi kemajuan dan pengembangan organisasi secara mantap dan terarah pada tujuan organisasi.
Kegiatan O & M mempunyai fungsi sebagai kegiatan penunjang atau bantuan bagi pimpinan, baik pimpinan tertinggi maupun pimpinan unit lainnya. Bantuan ini sifatnya khusus untuk mencapai efisiensi organisasi, tata kerja, prosedur kerja dan system kerja dengan mengupayakan pemakaian yang seefisiensi mungkin terhadap sumber-sumber yang dipunyai perusahaan baik tebaga kerja, uang, material maupun alat-alat kerja lainnya.
Untuk itu, maka yang paling ideal unit O & M yang mempunyai peranan sentral dalam struktur organisasi ditempatkan sebagai Unit Staff dan mempunyai hubungan langsung dengan top manajer.
Dalam instansi-instansi non pemerintah biasA
pentingnya kegiatan O & M bagi organisasi mengharuskan perusahaan melakukan staffing Unit O & M benar-benar tepat, baik kualitas personalnya maupun jumlah karyawannya.
1. Memperoleh peningkatan managerial skill pasa setiap pimpinan karena melakukan kegiatan manajemen dengan sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya.
2. Penerapan alat-alat pengendalian yangn setepat-tepatnya karena pemakaian yang sumber-sumber yang ada pada efektif , demikian juga pendayagunaan personil perusahaan maupun financial.
3. Pelaksanaan proses pengorganisasian dengan tepat termasuk staffing, seleksi, pengembangan pegawai departementasi maupun delegation of authoritynya.
4. Terbinanya organisasi dengan memanfaatkan dinamika organisasi demi kemajuan dan pengembangan organisasi secara mantap dan terarah pada tujuan organisasi.
Kegiatan O & M mempunyai fungsi sebagai kegiatan penunjang atau bantuan bagi pimpinan, baik pimpinan tertinggi maupun pimpinan unit lainnya. Bantuan ini sifatnya khusus untuk mencapai efisiensi organisasi, tata kerja, prosedur kerja dan system kerja dengan mengupayakan pemakaian yang seefisiensi mungkin terhadap sumber-sumber yang dipunyai perusahaan baik tebaga kerja, uang, material maupun alat-alat kerja lainnya.
Untuk itu, maka yang paling ideal unit O & M yang mempunyai peranan sentral dalam struktur organisasi ditempatkan sebagai Unit Staff dan mempunyai hubungan langsung dengan top manajer.
Dalam instansi-instansi non pemerintah biasA
pentingnya kegiatan O & M bagi organisasi mengharuskan perusahaan melakukan staffing Unit O & M benar-benar tepat, baik kualitas personalnya maupun jumlah karyawannya.
RANGKUMAN KEPEMIMPINAN
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
perkembangan pengetahuan tentang paradigma kepemimpinan yang dapat meliputi gaya kepemimpinan, tipologi kepemimpinan, model-model kepemimpinan, dan teori-teori kepemimpinan.
Sekalipun secara konseptual pada ketiganya terdapat perbedaan, namun sebagai telaan mengenai substansi yang sama akan terdapat korelasi bahkan interdependensi antar ketiganya.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini.
Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.
Teori Sosial. Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
Teori Ekologis. Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.
Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya gaya kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s)., yang dapat dinotasikan sebagai : k = f (p, b, s).
Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih bawahan dengan secermat mungkin.
Adapun situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah suatu keadaan yang kondusif, di mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.
Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).
Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya; Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi (overly protective); jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.
Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseora
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.
Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang dihadapi.
perkembangan pengetahuan tentang paradigma kepemimpinan yang dapat meliputi gaya kepemimpinan, tipologi kepemimpinan, model-model kepemimpinan, dan teori-teori kepemimpinan.
Sekalipun secara konseptual pada ketiganya terdapat perbedaan, namun sebagai telaan mengenai substansi yang sama akan terdapat korelasi bahkan interdependensi antar ketiganya.
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan melalui tiga aliran teori berikut ini.
Teori Genetis (Keturunan). Inti dari teori menyatakan bahwa “Leader are born and nor made” (pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibuat). Para penganut aliran teori ini mengetengahkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan yang bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi pemimpin, sesekali kelak ia akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong pada pandangan fasilitas atau determinitis.
Teori Sosial. Jika teori pertama di atas adalah teori yang ekstrim pada satu sisi, maka teori inipun merupakan ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah bahwa “Leader are made and not born” (pemimpin itu dibuat atau dididik bukannya kodrati). Jadi teori ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini mengetengahkan pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang bisa menjadi pemimpin apabila diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.
Teori Ekologis. Kedua teori yang ekstrim di atas tidak seluruhnya mengandung kebenaran, maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbullah aliran teori ketiga. Teori yang disebut teori ekologis ini pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut. Teori ini menggabungkan segi-segi positif dari kedua teori terdahulu sehingga dapat dikatakan merupakan teori yang paling mendekati kebenaran. Namun demikian, penelitian yang jauh lebih mendalam masih diperlukan untuk dapat mengatakan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan timbulnya sosok pemimpin yang baik.
Selain pendapat-pendapat yang menyatakan tentang timbulnya gaya kepemimpinan tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan, serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan proposisi bahwa gaya kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p), bawahan (b) dan situasi tertentu (s)., yang dapat dinotasikan sebagai : k = f (p, b, s).
Menurut Hersey dan Blanchard, pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok orang yang merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih bawahan dengan secermat mungkin.
Adapun situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah suatu keadaan yang kondusif, di mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan situasi merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan tingkat keberhasilan kepemimpinan.
Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).
Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi; Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi; Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya; Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih sering dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi (overly protective); jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.
Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab seseora
TUGAS 2
Jelaskan Ruang lingkup ORMET
Mengapa uang bisa dijadikan sebagai motivasi dalam bekerja
Apa sebeb timbulnya organisasi informal
Apa yang dimaksud dengan ‘ Jendela Johari’
Jawab :
fungsi O&M adalah unit staf atau sebagai pelayan bagi manajer & administrasi dalam melaksanakan fungsi manajemennya yaitu membantu secara teknis dan praktis dalam pelaksanaan teori O&M secara tepat.
Karna dengan bekerja kita akan mendapatkan penghasilan/pemasukan/remunerasi yang bisa disebut : gaji, kompensasi, bonus, tunjangan, upah dlsb. Dengan uang tersebut dapat untuk memenuhi kebutuhan mendasar seperti membeli rumah, membeli makanan, asuransi kesehatan, liburan maupun mempersiapkan dana pensiun.
Biasanya dikarenakan adanya sekelompok orang yng memiliki kebutuhan sama.
Kebutuhan social
Orang membutuhkan lebih dari sekedar komunikasi formal, berdasarkan struktur organisasi formal untuk memenuhi kebutuhan sosialnya.
Pengetahuan tentang perilaku yang dapat diterima
Dengan informal, orang dpt mengetahui pengetahuan-pengetahuan perilaku yg dpt diterima dilikungannya, yg tentu saja tidak dpt disampaikan di formal.
Perhatian / simpati
Membangun perhatian / simpati dapat juga dlam informal, karena disini orang dapat melakukan proses sosialisasi tanpa adanya batas atau tanpa melihat posisi dalam formalnya.
Membantu dalam pencapai tujuan
Kesempatan berpengaruh dan berkreasi
Pelestarian nilai-nilai budaya
Kominikasi dan informasi
mencerminkan tingkat keterbukaan seseorang
Mengapa uang bisa dijadikan sebagai motivasi dalam bekerja
Apa sebeb timbulnya organisasi informal
Apa yang dimaksud dengan ‘ Jendela Johari’
Jawab :
fungsi O&M adalah unit staf atau sebagai pelayan bagi manajer & administrasi dalam melaksanakan fungsi manajemennya yaitu membantu secara teknis dan praktis dalam pelaksanaan teori O&M secara tepat.
Karna dengan bekerja kita akan mendapatkan penghasilan/pemasukan/remunerasi yang bisa disebut : gaji, kompensasi, bonus, tunjangan, upah dlsb. Dengan uang tersebut dapat untuk memenuhi kebutuhan mendasar seperti membeli rumah, membeli makanan, asuransi kesehatan, liburan maupun mempersiapkan dana pensiun.
Biasanya dikarenakan adanya sekelompok orang yng memiliki kebutuhan sama.
Kebutuhan social
Orang membutuhkan lebih dari sekedar komunikasi formal, berdasarkan struktur organisasi formal untuk memenuhi kebutuhan sosialnya.
Pengetahuan tentang perilaku yang dapat diterima
Dengan informal, orang dpt mengetahui pengetahuan-pengetahuan perilaku yg dpt diterima dilikungannya, yg tentu saja tidak dpt disampaikan di formal.
Perhatian / simpati
Membangun perhatian / simpati dapat juga dlam informal, karena disini orang dapat melakukan proses sosialisasi tanpa adanya batas atau tanpa melihat posisi dalam formalnya.
Membantu dalam pencapai tujuan
Kesempatan berpengaruh dan berkreasi
Pelestarian nilai-nilai budaya
Kominikasi dan informasi
mencerminkan tingkat keterbukaan seseorang
Langganan:
Postingan (Atom)